Eraser Challenge, Tantangan Yang Tak Kalah Bahaya Dari Skip Challenge

Hello guys balik lagi diblog gw, sebelumnya gw minta maaf karna dah lama gak update artikel lagi, kali ini gw update lagi. Yak langsung aja ke topik setelah Skip Challenge beredar kali ini ada lagi yang gak kalah bahaya dari Skip Challenge yaitu

Eraser challenge atau tantangan penghapus yang sekarang lagu populer di media sosial dan ditiru remaja.


Sempat mereda di tahun 2015 setelah seorang anak jadi korban. Akibat mengalami Toxic Shock Syndrome, yang berasal dari kuman penghapus kotor. Namun belum lama, kasus kembali mencuat.

Adalah sebuah sekolah di Amerika, East Iredelle Middle School (EIMS) yang kembali mengingatkan sekaligus mengimbau para orang tua untuk mewaspadai bahayanya tantangan eraser challenge sebelum jatuh korban.

Apa sih itu eraser challenge?

Tantangan ini dilakukan para remaja dengan menggosok penghapus di kulit lengan sambil membaca abjad atau mengatakan sesuatu. Menghapus tangan pun harus secepat dan sekeras mungkin, tak boleh terputus hingga kulit lecet, bahkan terluka. Tujuannya untuk melihat berapa lama mereka bisa bertahan dari rasa sakit.



Versi terbaru agak berbeda. Hasil tantangan kemudian dibandingkan lewat media sosial dengan remaja lain. Luka makin parah makin baik, mereka lah yang dianggap pemenang. Walau beberapa anak juga berbagi foto dengan perban atau plester untuk menutupi luka dengan tagar #regret, tetap saja pernyataan kapok dan menyesal mereka terlambat.

Motivasi remaja melakukan tantangan berbahaya

Menurut Joelle Simpson, M.D., dokter trauma fisik di Children's National Health System dikutip Time, tantangan merugikan tersebut dilakukan remaja atas dasar pamer sekaligus tekanan teman sebaya yang berpikir bahwa itu hanyalah lelucon. Tidak lagi di dunia nyata, tapi lewat media sosial.

Dr. Wendy Sue Swanson, seorang dokter anak di Seattle juga mengaku tidak terkejut dengan aksi para remaja yang seperti ini. Menurutnya, anak-anak pasti berlaku seperti anak-anak.

Ada keberanian, ada contoh dan akses yang memudahkan, termasuk dinamika sosial yang dihadapi, tentu memungkinkan anak mencari perhatian atau menunjukkan mereka kuat dengan cara berbeda. Lebih penting, "orang tua dan guru harus mengingatkan anak mengenai dampak bahayanya," katanya pada Today.

Apa saja bahaya di balik eraser challenge?

Para ahli menyebut tantangan eraser challenge berbahaya. Bukan hanya bagi fisik, tapi juga mental. Ketua umum Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait mengatakan bahwa tantangan tersebut merupakan permainan bahaya yang murni berunsur kekerasan dan tidak membangun karakter anak.

Sementara dampak utamanya bagi fisik, adalah infeksi kulit. "Kapan saja penghalang kulit dipecah, ada peningkatan risiko infeksi kulit," kata Angela Mattke, M.D., dari Mayo Clinic.

Luka bakar yang muncul dari panas atau bahan kimia, bisa merusak pelindung kulit alami sehingga potensi bakteri masuk meningkat--termasuk bakteri yang tadinya hidup normal di kulit--dan memicu infeksi. Jika lukanya serius, anak mungkin perlu antibiotik, bahkan lebih buruk dan bisa mengancam kehidupan, jelasnya dalam USA Today.

Harus bagaimana peran orang tua?

Sebab berdampak negatif, peran orang tua penting untuk mencegah anak-anak agar tidak mudah mengikuti segala bentuk fenomena tantangan di media sosial. Menurut Arist, salah satu caranya adalah membekali anak-anak dengan pendidikan moral dan agama.

"Orang tua harus bersiap untuk mengatakan 'tidak' pada permainan yang mengandung kekerasan. Orang tua harus mempersiapkan anak. Pemerintah juga harus memberikan pemberdayaan bagi keluarga agar mampu membekali anak supaya bisa menghadapi tantangan teknologi yang dihadapi," jelas Arist.
Previous
Next Post »

3 komentar

Click here for komentar
March 27, 2017 at 3:08 PM ×

Nice blog ^^

Dellabcdella.blogspot.com

Reply
avatar
March 27, 2017 at 3:08 PM ×

Nice blog ^^

Dellabcdella.blogspot.com

Reply
avatar
Thanks for your comment